HUBUNGAN FREKUENSI PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BBL 2-10 HARI DI BPM N PADANG PANJANG TAHUN 2016

Penulis

  • Novriani Husna STIKes Nan Tongga Lubuk Alung

DOI:

https://doi.org/10.35730/jk.v8i2.339

Kata Kunci:

Free Relationships, Culture, Early Age Marriage Events, Pasie Laweh Village, Lubuk Alung District

Abstrak

Angka kejadian ikterus pada bayi baru lahir berkisar 50% yang cukup bulan dan 75% pada bayi baru lahir yang kurang bulan. Angka kejadian ikterus ternyata berbeda-beda untuk beberapa negara, klinik, dan waktu yang tertentu. Hal ini kemungkinan besar disebabkan perbedaan dalam pengelolaan BBL yang pada akhir-akhir ini mengalami banyak kemajuan. Berdasarkan surver awal survei awal pendahuluan di BPM N Padang Panjang dari 85 persalinan didtemukan 28 orang bayi ikterus dalam 2 bulan terakhir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan frekuensi pemberian ASI dengan kejadian ikterus pada BBL 2-10 hari di BPM N Padang Panjang. Penelitian ini bersifat survei analitik dengan pendekatan case control. Tehnik pengambilan sampel purposive sampling dengan jumlah populasi seluruh bayi baru lahir 2-10 hari, sampel 60 responden yaitu 30 responden kasus dan 30 responden kontrol. Penelitian dimulai tanggal 25 Juni – Maret-April 2016. Pengumpulan data yang dilakukan dengan daftar ceklis, selanjutnya di uji statistik dengan menggunakan Chi-Sguare Test dengan memakai program SPSS for windows. Dari hasil pengumpulan data didapatkan yang sering melakukan pemberian ASI (40%) sebanyak 12 responden bayi ikterus, yang tidak sering memberikan ASI (60%) sebanyak 18 responden bayi ikterus. Hasil statistik menggambarkan bahwa nilai p= 0,00 ≤ 0,05 berarti Ha diterima, dapat dijelaskan bahwa ada hubungan antara frekuensi pemberian ASI dengan kejadian ikterus pada bayi baru lahir 2-10 hari di BPM N Padang panjang Tahun 2016. Dengan adanya penelitan ini agar tempat penelitian dapat terus meningkatkan konseling dan penyuluhan-penyuluhan tentang manfaat ASI untuk mencegah ikterus.

Referensi

Afriani, R. (2016). Analisis Dampak Pernikahan Dini pada Remaja Putri di Desa Sidoluhur Kecamatan Godean Yogyakarta. RAKERNAS AIPKEMA. 235-243

gustina, F. (2015). Faktor Sosial Budaya yang Memengaruhi Pernikahan Dini Pada Remaja Usia 15-19 Tahun di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan. Jurnal Kesmas USU. 7(1), 59-69

BKKBN Kabupaten Padang Pariaman. (2016). PUS Berdasarkan Usia Kawin. Hasil Pendataan Keluarga. Padang Pariaman

BKKBN RI. (2016). Keluarga Bahagia Keluarga Berencana. Jakarta

BKKBN Sumbar. (2016). PUS Berdasarkan Usia Kawin. Hasil Pendataan Keluarga. Padang

Gultom, I. (2013). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Hamil Usia Dini di Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang. Jurnal Unhas. 6(3), 28-32

Harahap, S.Z. (2014). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal terhadap Terjadinya Pernikahan Usia Muda Pada Remaja di Desa Seumadam Kecamatan Kejuruan Muda Kabupaten Aceh Tamiang. Jurnal Kesmas USU. 3(2), 345-367

Hastono, S. P. & S. (2011). Statistik Kesehatan (1st ed.). Raja Grafindo Persada. Jakarta

Hastuty, Y.D. (2016). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Pernikahan Dini di Desa Sunggal Kanan Kabupaten Deli Serdang. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh. 3(1), 59-68

Harim, A. (2016). Faktor-faktor Penyebab terjadinya Pernikahan Usia Dini di Kelurahan Beji Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang.SNHP. 2(3), 123-128

Kemenkes RI. (2016). Pernikahan Dini di Provinsi Indonesia. Jakarta

KUA Lubuk Alung. (2016). Rekapitulasi Jumlah Pasangan Menikah Usia Dini Periode Januari-Juli. Padang Pariaman

Mubasyaroh. (2016). Analisis Faktor Penyebab Pernikahan Dini dan Dampaknya Bagi Pelakunya. Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosial Keagamaan. 8(2), 385-411

Muhadara, I. (2016). Peran Pemerintah Daerah Dalam Pengendalian Perkawinan Usia Dini di Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar. Jurnal Administrasi Publik. 2 (3), 284-300

Notoatmodjo, S. (2012). Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta

Pohan, N.H. (2016). Faktor yang Berhubungan dengan Pernikahan Usia Dini terhadap Remaja Putri. Jurnal Endurance. 2(3), 424-435

Rezeki, A. (2014). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Usia Menikah Pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Jurnal Kesmas USU. 7(3), 124-136

Saimi. (2016). Faktor Penyebab Menikah Usia Muda Di Desa Segala Anyar Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Jurnal Sangkareang Mataram. 3(1), 68-73

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Alfabeta. Bandung

Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974

WHO. (2016). Perkembangan Remaja. Terjemahan. Edisi II. Rineka Cipta. Jakarta

Wiyenti, G. (2014). Pernikahan Dini pada Remaja Putri di Desa Penggalangan Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai. Jurnal Kesmas USU. 5(3), 78-82

Yurisa, W. (2008). Etika Penelitian Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta

Zuraidah. (2016). Analisis Pencapaian Pendewasaan Usia Perkawinan di Kecamatan Pancurbatu Kabupaten Deli Serdang. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. 7(1), 46-51

##submission.downloads##

Diterbitkan

2017-03-09