Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara https://ejurnal.upnb.ac.id/index.php/JKPN Jurnal Kesehatan merupakan jurnal ilmiah berkala yang ditujukan untuk mempublikasikan karya ilmiah hasil penelitian, pengembangan, dan studi pustaka di bidang ilmu keperawatan, kebidanan, kesehatan masyarakat dan ilmu kesehatan pada umumnya oleh STIKes Prima Nusantara LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi en-US Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara 2085-7098 Maternal knowledge and Determinant Factors Related to Cognitive Development of Stunted Toddlers in Bantul Regency, Yogyakarta https://ejurnal.upnb.ac.id/index.php/JKPN/article/view/1323 <p><strong>Background</strong>: Stunting remains a major public health issue in Indonesia, with a prevalence of 21.6% in 2021 well above the SDG target of 14% by 2030. Beyond physical growth, stunting significantly impairs cognitive development, influencing future learning ability and productivity. Contributing factors include nutritional status, age, sex, birth conditions, and maternal knowledge.</p> <p><strong>Purpose</strong>: This study aimed to examine the association between maternal knowledge and other determinants with the cognitive development of stunted toddlers.</p> <p><strong>Methods</strong>: A cross-sectional study was conducted involving 48 mothers of stunted toddlers in Bantul Regency, Yogyakarta, selected via purposive sampling. Stunting was defined as a height-for-age z-score &lt; -2 SD. Child cognitive function was measured using the Bayley-III, and maternal knowledge was assessed through a validated questionnaire. Statistical analysis included chi-square tests and logistic regression (p &lt; 0.05; 95% CI), with model fit evaluated using AIC and R².</p> <p><strong>Results:</strong> Maternal knowledge was significantly associated with child cognitive development. Surprisingly, children of mothers with “adequate” knowledge had better cognitive outcomes compared to those with “good” knowledge (RR = 1.53; 95% CI: 1.52–1.53; p &lt; 0.01). Other significant predictors included birth order (RR = 1.50 and 1.01; p &lt; 0.05), gestational age (RR = 0.71; p &lt; 0.01), low maternal education (RR = 1.33; p &lt; 0.01), and maternal employment (RR = 1.42; p &lt; 0.1 and p &lt; 0.05). Child age was not significantly associated.</p> <p><strong>Conclusion:</strong> Maternal knowledge is a key determinant of cognitive development in stunted toddlers, even when controlling for demographic and social variables. Additional factors such as birth order, gestational age, maternal education, and employment also contribute. Holistic, stage-based interventions are essential to support cognitive development in stunted&nbsp;children.</p> Dewi Rokhanawati Nidatul Khofiyah Elika Puspitasari Hak Cipta (c) 2025 Dewi Rokhanawati, Nidatul Khofiyah, Elika Puspitasari http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-07-31 2025-07-31 16 2 112 122 10.35730/jk.v16i2.1323 A Study on Social Media’s Impact among Midwifery Students https://ejurnal.upnb.ac.id/index.php/JKPN/article/view/1327 <p>Salah satu pilar utama dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah profesi bidan, khususnya dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Namun, di era globalisasi, tantangan yang dihadapi bidan tidak hanya pada kemampuan klinis, tetapi juga bagaimana profesi ini digambarkan dan dipersepsikan oleh masyarakat, terutama oleh generasi bidan berikutnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki bagaimana penggunaan media sosial mempengaruhi bagaimana mahasiswa sarjana melihat kebidanan sebagai sebuah profesi. Penelitian kuantitatif korelasional dilakukan dengan melibatkan 144 mahasiswa kebidanan dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Kami menggunakan proporsional stratified random sampling untuk memilih partisipan. Kuesioner terstruktur digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang bagaimana orang menggunakan media sosial dan apa yang mereka pikirkan tentang profesi kebidanan. Setelah memeriksa apakah data tersebut normal, analisis korelasi Pearson dilakukan. Temuan menunjukkan bahwa sebagian besar orang memiliki pendapat positif tentang profesi kebidanan (rata-rata = 29,84, SD = 3,10) dan sangat tertarik dengan konten profesional di media sosial (rata-rata = 26,10, SD = 3,20).</p> <p>YouTube, Instagram, dan TikTok adalah situs web yang paling banyak dikunjungi. Penggunaan media sosial berkorelasi positif kuat dengan bagaimana orang lain memandang citra profesional Anda (r = 0,548, p &lt;0,001). Media sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap bagaimana mahasiswa kebidanan melihat diri mereka sebagai seorang profesional. Menambahkan profesionalisme digital dan literasi media ke dalam kurikulum kebidanan penting untuk membantu orang belajar bagaimana menggunakan alat digital dengan cara yang bertanggung jawab dan bermoral.</p> Henni Fitria Annisa Rusdi Yulizawati Hak Cipta (c) 2025 Henni Fitria, Annisa Rusdi, Yulizawati http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-07-31 2025-07-31 16 2 123 130 10.35730/jk.v16i2.1327 Pertama Mendengar, Terakhir Dilatih: Analisis Jalur Peran Bidan dalam Kesehatan Mental Perinatal di Indonesia https://ejurnal.upnb.ac.id/index.php/JKPN/article/view/1330 <p data-start="67" data-end="561"><strong data-start="67" data-end="86">Latar Belakang:</strong> Gangguan kesehatan mental perinatal secara signifikan berkontribusi terhadap morbiditas ibu dan bayi, terutama di negara berpendapatan rendah dan menengah (LMIC) seperti Indonesia. Bidan, sebagai penyedia layanan kesehatan maternal terdepan, memiliki posisi strategis untuk melakukan skrining dan memberikan dukungan kepada perempuan yang mengalami gangguan kesehatan mental. Namun, keterlibatan mereka masih terbatas akibat hambatan sistemik, pendidikan, dan institusional.</p> <p data-start="563" data-end="742"><strong data-start="563" data-end="574">Tujuan:</strong> Penelitian ini bertujuan untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan dan pemanfaatan layanan skrining kesehatan mental perinatal oleh bidan di Indonesia.</p> <p data-start="744" data-end="1173"><strong data-start="744" data-end="755">Metode:</strong> Survei cross-sectional dilakukan pada 300 bidan praktik di seluruh Indonesia antara bulan Juni–Agustus 2024. Variabel yang dikaji meliputi karakteristik demografis, pengalaman pelatihan, akses terhadap sumber daya kesehatan mental, pengetahuan skrining, dan perilaku pemanfaatan. Statistik deskriptif dan analisis jalur digunakan untuk menilai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap pemanfaatan skrining.</p> <p data-start="1175" data-end="1896"><strong data-start="1175" data-end="1185">Hasil:</strong> Meskipun memiliki pengalaman klinis rata-rata selama 15 tahun, hanya 9,7% bidan yang pernah menggunakan alat skrining kesehatan mental. Hanya 8,7% yang pernah menerima pelatihan formal terkait kesehatan mental, dan hanya sepertiga yang memiliki akses terhadap panduan terkait. Pengetahuan tentang skrining dipengaruhi secara signifikan oleh akses terhadap sumber informasi terstruktur (β = 1,42; p &lt; 0,001) dan secara langsung memengaruhi pemanfaatan skrining (β = 3,05; p &lt; 0,001). Faktor tidak langsung seperti lama bekerja atau minat terhadap pelatihan tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan terstruktur berkontribusi dalam meningkatkan akses terhadap bahan pembelajaran.</p> <p data-start="1898" data-end="2276"><strong data-start="1898" data-end="1913">Kesimpulan:</strong> Meskipun terdapat minat yang tinggi di kalangan bidan, masih terdapat kesenjangan dalam pelatihan, sumber daya, dan dukungan institusional yang menghambat skrining kesehatan mental secara efektif. Penguatan program pelatihan terstruktur dan peningkatan akses informasi merupakan langkah penting untuk memberdayakan bidan dalam layanan kesehatan mental perinatal</p> Rufidah Maulina Siti Khuzaiyah Agustina Catur Setyaningrum Atriany Nilam Sari Revi Gama Hatta Novika Nurul Jannatul Wahidah Siti Nurhidayati Luluk Fajria Maulida Elsa Tursina Hak Cipta (c) 2025 Rufidah Maulina, Siti Khuzaiyah, Agustina Catur Setyaningrum, Atriany Nilam Sari, Revi Gama Hatta Novika, Nurul Jannatul Wahidah, Siti Nurhidayati, Luluk Fajria Maulida, Elsa Tursina http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-07-31 2025-07-31 16 2 131 143 10.35730/jk.v16i2.1330 Community-Based Strategies for Perinatal Mental Health Services in Low-middle Income Countries: Scoping Review https://ejurnal.upnb.ac.id/index.php/JKPN/article/view/1336 <p style="font-weight: 400;"><strong>ABSTRACT</strong></p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Background</strong>: Kesehatan mental perinatal penting bagi kesejahteraan ibu dan anak, memengaruhi kualitas hidup ibu dan perkembangan anak. Pendekatan berbasis komunitas efektif meningkatkan akses dan kualitas layanan, serta menurunkan morbiditas ibu.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Purpose</strong>: Tujuan dari <em>Scoping Review</em> ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengeksplorasi bukti ilmiah mengenai strategi pelayanan kesehatan mental perinatal berbasis komunitas di Negara Berkembang.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Methods</strong>: Penelitian ini adalah <em>scoping review</em> menggunakan kerangka <em>Population Concept Context</em> (PCC). Pencarian literature mengunakan PubMed, ScienceDirect, Cochrane Library, EBSCO, dan grey literature: Google Scholar. Artikel dinilai secara kritis menggunakan alat penilaian JBI dan MMAT.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Results</strong>: Dari 726 artikel tersaring 10 artikel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis terhadap artikel diperoleh empat tema. (1) Strategi layanan kesehatan mental berbasis komunitas (2) Intrumen yang digunakan dalam deteksi gangguan kesehatan mental ibu perinatal (3) Faktor pendukung dan penghambat keberhasilan layanan kesehatan mental berbasis komunitas (4) Manfaat layanan kesehatan mental berbasis komunitas.</p> <p style="font-weight: 400;"><strong>Conclusion</strong>: Strategi kesehatan mental berbasis komunitas banyak diterapkan di negara berkembang untuk mengatasi kesenjangan layanan, terutama terkait keterbatasan sumber daya dan akses. Namun, tantangan seperti kurangnya dukungan kebijakan, pendanaan yang tidak memadai, keterbatasan pelatihan tenaga kesehatan, serta stigma sosial masih menjadi hambatan dalam implementasi layanan.&nbsp;</p> Septiana Ade Ammalia Hak Cipta (c) 2025 Septiana Ade Ammalia http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-07-31 2025-07-31 16 2 81 98 10.35730/jk.v16i2.1336 Effect of Giving MMS (Multiple Micronutrient Supplement) Tablets on Changes in Anemia Status in Pregnant Women: A Quasi-Experimental Study https://ejurnal.upnb.ac.id/index.php/JKPN/article/view/1345 <p>Anemia in pregnancy is a health problem which impacts the mother and fetus, includes the risk of bleeding, premature birth, and low birth weight. One effort to overcome this condition is through giving nutritional supplement. This study aims to evaluate the effectiveness of administering Multiple Micronutrient Supplement (MMS) tablets in increasing hemoglobin levels in pregnant women who experience anemia. The research method used a randomized controlled study design such as<em> an experiment </em>with pre-test dan post-test with control group design. Respondents were pregnant women in their third trimester with a diagnosis of mild to moderate anemia, who were given MMS tablets for 30 days. Hemoglobin level data were measured before and after the intervention. The results showed a significant increase in hemoglobin levels after the administration of MMS with <em>p-value</em>(0.01&lt;0.05), indicating that MMS tablets are effective as nutritional therapy to treat anemia in pregnancy. This study confirms that&nbsp; giving MMS supplements can be an alternative strategy in anemia control programs in pregnant women, especially in areas with high anemia incidence.</p> <p><br><br></p> Dwi Nur Octaviani Katili Hak Cipta (c) 2025 Dwi Nur Octaviani Katili http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-07-31 2025-07-31 16 2 68 80 10.35730/jk.v16i2.1345 Symptom Severity, Anxiety, Family Support, and Resilience of Breast Cancer Patients Undergoing Chemotherapy https://ejurnal.upnb.ac.id/index.php/JKPN/article/view/1240 <p>Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan tingkat keparahan gejala, kecemasan, dan dukungan keluarga terhadap resiliensi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasi dengan desain studi potong lintang. Jumlah sampel sebanyak 107 pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di rumah sakit di Provinsi Aceh yang dipilih secara non-random dengan teknik consecutive sampling. Analisis data bivariat yang digunakan adalah korelasi Pearson. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara keparahan gejala dengan resiliensi (r -0,249; p 0,010), dan kecemasan dengan resiliensi (r -0,569; p &lt;0,001). Terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan keluarga dengan resiliensi (r 0.184; p 0.049). Kesimpulan: Resiliensi pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi berkaitan erat dengan keparahan gejala, kecemasan dan dukungan keluarga. Rekomendasi, kepada perawat onkologi agar dapat meningkatkan intervensi terutama pada faktor-faktor yang dapat menurunkan keparahan gejala dan kecemasan pasien, juga meningkatkan dukungan keluarga.</p> <p>Translated with DeepL.com (free version)</p> Hilman Syarif Novi Afrianti Dewiyuliana Monaris Daralina Syarifah Rauzatul Jannah Hak Cipta (c) 2025 Hilman Syarif, Novi Afrianti, Dewiyuliana, Monaris Daralina, Syarifah Rauzatul Jannah http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-07-31 2025-07-31 16 2 21 34 10.35730/jk.v16i2.1240 Work-Related Musculoskeletal Disorders in Brick Workers https://ejurnal.upnb.ac.id/index.php/JKPN/article/view/1285 <table width="679"> <tbody> <tr> <td width="403"> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p>The brick-making industry is an industry with rough work that relies on the physical strength of its workers. The posture of workers when carrying out the work process is often not ergonomic, so workers are at risk of experiencing musculoskeletal disorders and discomfort due to posture when doing work that is not ergonomic and heavy physical workload because it is done manually relying on strength. This study was conducted to determine the description of MSDs complaints experienced by brickmakers and the factors influencing them. This study is a quantitative study with a cross-sectional design. Conducted from March to September 2024, with the research location in Sarilamak Village, Lima Puluh Kota Regency, West Sumatra. The study population was all workers, totaling 76 people in 35 brick production sites; the number of samples was 66 workers. Data collection was carried out using questionnaires and weight and height measuring instruments. Data were analyzed using univariate and bivariate analysis. The study shows that 80.3% of brick workers experience high-risk MSDs complaints. The body parts most complained about by workers during and after work are the waist, back, and calves. There is no relationship between age (p-value = 0.512), work period (p-value = 0.799), BMI (p-value = 0.191), work posture (p-value = 0.713), and workload (p-value = 0.517) with MSDs complaints in brick workers. There is no relationship between age, length of service, BMI, work posture, and workload with MSD complaints in brick workers. Business owners are expected to provide workers with ergonomic work equipment and help them improve their body position while working.</p> </td> </tr> </tbody> </table> Fea Firdani Azyyati Ridha Alfian Aria Gusti Hendra Saputra Intan Sahara Kusuma Hak Cipta (c) 2025 Fea Firdani, Azyyati Ridha Alfian, Aria Gusti, Hendra Saputra, Intan Sahara Kusuma http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-07-31 2025-07-31 16 2 1 11 Pharmacogenomics in Drug Absorption and Its Implications for Personalized Medicine https://ejurnal.upnb.ac.id/index.php/JKPN/article/view/1289 <p>Pharmacogenomics explores the impact of genetic differences on medication responsiveness. Drug absorption, affecting bioavailability and therapeutic efficacy, is controlled by genetic variations in transporters including P-gp and the SLC family. Genetic polymorphisms may alter plasma medication concentrations, affecting both safety and effectiveness. Understanding pharmacogenomics in drug absorption may encourage individualized therapy by modifying drug selection and dose according to genetic profiles. Despite implementation problems, pharmacogenomics offers potential for safer and more effective medications.</p> Annisa Abdi Ghifari Alauddin Syaifulanwar Muhammad Yulis Hamidy Hak Cipta (c) 2025 Annisa Abdi Ghifari, Alauddin Syaifulanwar, Muhammad Yulis Hamidy http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-07-31 2025-07-31 16 2 60 67 10.35730/jk.v16i2.1289 THE EFFECT OF INTERPERSONAL THERAPY ON DEPRESSION AND ANXIETY AMONG ADOLESCENT INMATES IN ACEH: A PRE-EXPERIMENTAL STUDY https://ejurnal.upnb.ac.id/index.php/JKPN/article/view/1293 <p>Juvenile inmates are highly vulnerable to mental health disorders, particularly depression and anxiety. Factors such as the prison environment, limited social support, and restricted access to mental health services contribute to this vulnerability. If left untreated, these conditions can adversely impact their psychological well-being and rehabilitation process. Interpersonal Therapy is a psychotherapeutic approach focusing on interpersonal relationships, proven effective in treating affective disorders among adolescents. This study aimed to assess the effectiveness of Interpersonal Therapy in reducing depression and anxiety among juvenile inmates at the Banda Aceh Juvenile Correctional Institution. A Pre - experimental one-group pre-test and post-test design was employed. A total of 33 participants were recruited using purposive sampling, based on power analysis (power 0.80, effect size 0.70, α = 0.05). The intervention consisted of five sessions of Interpersonal Therapy. Data were collected using demographic questionnaires, the Beck Depression Inventory-II (BDI-II) to measure depression, and the Beck Anxiety Inventory (BAI) to assess anxiety levels. The Wilcoxon Signed-Rank Test revealed a significant effect of Interpersonal Therapy on reducing depression (Z = -3.764; <em>p</em> &lt; 0.001) and a non-significant trend in reducing anxiety (Z = -1.732; <em>p</em> = 0.083). Before the intervention, most respondents had moderate depression (60.6%) and mild anxiety (66.7%). After the intervention, 45.5% of participants experienced minimal depression, while mild anxiety increased to 87.9%. The mean depression score decreased from 20.94 to 13.79, and the anxiety score from 17.27 to 13.58. Interpersonal Therapy was effective in reducing depression and contributed to improvements in anxiety among juvenile inmates. This therapy can be used as a non-pharmacological approach in psychiatric nursing to support adolescents mental well-being in correctional settings</p> Miftahurrahmi Rauzatul Jannah Syarifah Dara Febriana Hak Cipta (c) 2025 Miftahurrahmi, Rauzatul Jannah Syarifah, Dara Febriana http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-07-30 2025-07-30 16 2 51 59 10.35730/jk.v16i2.1293 Comparison of DNA Extraction Feasibility from Menstrual Blood and Endometrial Tissue in Reproductive-Aged Women https://ejurnal.upnb.ac.id/index.php/JKPN/article/view/1314 <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Endometrium adalah jaringan yang sangat vaskularisasi dan terbentuk dari banyak pembuluh darah, sel jaringan tersebut dibentuk dan dihancurkan dalam setiap siklus mentruasi dan memiliki fase-fase menstruasi. Sementara darah menstruasi adalah jaringan atau sel endometrium yang luruh pada wanita usia reproduksi yang terjadi secara siklik. Semua sel dengan nucleus mengandung materi genetik asam nukleat. Asam nukleat yang paling umum adalah asam deoksiribonukleat dan asam ribonukleat. Dua puluh sampel darah menstruasi dan jaringan endometrium diperoleh dari wanita usia reproduksi. Darah menstruasi dikumpulkan menggunakan kertas saring yang dirancang khusus. Spesimen DNA diekstraksi menggunakan QIAamp DNA Mini Kit (Nomor Cat: 51304; buatan Qiagen). Jaringan endometrium dikumpulkan dengan melakukan biobsi, kit Isolasi DNA Geneaid digunakan untuk mengekstraksi DNA dari endometrium (Geneaid, New Taipei, Taiwan). Kemurnian ekstrak DNA diukur dengan instrumen Spektrofotometer mikrovolume Thermo Scientific Nano-Drop. Hasil didapatkan skor kemurnian dan konsentrasi DNA dari darah menstruasi dan jaringan endometrium. Kami menemukan kemurnian DNA rata-rata + SD darah menstruasi pada panjang gelombang&nbsp; Å260/280 adalah 1.88± 0.09 dengan konsentrasi rata-rata 116.9 ng/ul. Jaringan endometrium didapatkan nilai median kemurnian DNA 1.92 dengan konsentrasi 192 ng/ul. Tidak terdapat perbedaan kemurnian antara darah menstruasi dan jaringan endometrium (p=0.083), namun terdapat perbedaan konsentrasi antara darah menstruasi dan jaringan endometrium (p=0.002). Sampel darah menstruasi dan jaringan endometrium sama-sama efektif dalam menyimpan kemurnian dan konsentrasi molekul DNA yang optimal, walaupun terdapat sedikit perbedaan konsentrasi antara darah menstruasi dan jaringan endometrium.</p> <p>Keywords: Deoxyribonucleic Acid, DNA, Endometrial Tissue, Menstrual Blood, Nucleic Acid.</p> Febriyeni Andon Hestiantoro Asmarinah Togas Tulandi Evi Hasnita Zuraida Billy Harnaldo Putra Octariyana Clara Rizki Amanda RIka Astria Rishel Hak Cipta (c) 2025 Febriyeni -, Andon Hestiantoro, Asmarinah, Togas Tulandi, Evi Hasnita, Zuraida, Billy Harnaldo Putra, Octariyana, Clara Rizki Amanda, RIka Astria Rishel http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-07-31 2025-07-31 16 2 12 20 10.35730/jk.v16i2.1314 Healing Wound with Bioelectric stimulation: A Systematic Review https://ejurnal.upnb.ac.id/index.php/JKPN/article/view/1354 <p>This study delves into the burgeoning field of bioelectricity and its application to wound healing. A comprehensive literature analysis was conducted using Scopus, examining 831 articles published between 2014 and 2024. Keyword co-occurrence analysis through VOSviewer identified vital research themes. The findings underscore a growing interest in understanding the underlying bioelectric mechanisms that govern wound healing and the development and application of bioelectric therapies. A critical literature analysis reveals the potential of bioelectric interventions to accelerate wound closure, enhance tissue regeneration, and improve overall patient outcomes. However, significant challenges remain, such as the need for standardized protocols, the development of innovative bioelectric materials, and robust clinical evidence. This review emphasizes the importance of continued research to translate promising preclinical findings into effective clinical treatments. A deeper understanding of bioelectric signalling and its manipulation will be instrumental in developing novel therapeutic strategies for wound healing</p> Nuh Huda Imroatul Farida Ceria Nurhayati Rohman Hak Cipta (c) 2025 Nuh Huda, Imroatul Farida, Ceria Nurhayati http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-07-31 2025-07-31 16 2 36 50 10.35730/jk.v16i2.1354